Magetan, yustitiamedia.com — Suara sorak ribuan penonton di GOR Ki Mageti, Magetan, menggema memecah malam. Lampu-lampu stadion menyala terang, mengiringi laga seru Final Four Livoli Divisi Utama 2025 antara Indomaret dan Lavani Navy. Di antara deretan penonton yang memenuhi tribun, tampak dua wajah familiar asal Kabupaten Malang: H. Hadi Mustofa, S.Kom — yang akrab disapa Gus Top, dan sahabatnya, Dwi Indrotito Cahyono, S.H., M.M atau Sam Tito. Selasa, 14 Oktober 2025.
Bukan sekadar hadir, keduanya tampak larut dalam euforia pertandingan, bertepuk tangan dan berdiri saat Lavani mencetak poin demi poin. “Saya merasa bangga bisa langsung mendukung Lavani. Meskipun jadwal saya sebagai advokat padat, saya tetap menyempatkan diri hadir karena kecintaan saya pada olahraga dan prestasi nasional,” ujar Sam Tito dengan senyum lebar.
Sore itu, suasana GOR Ki Mageti memang berbeda. Tak hanya karena atmosfer pertandingan yang menegangkan, tetapi juga karena kehadiran para tokoh nasional Partai Demokrat. Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hadir sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, disusul Emil Elestianto Dardak, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur sekaligus Wakil Gubernur Jatim, dan Edy Bhaskara Yudhoyono, Ketua Fraksi Demokrat DPR RI.
Di tengah riuh tepuk tangan penonton, Gus Top mengungkapkan apresiasinya terhadap kualitas permainan kedua tim.
“Semangat dan sportivitas para atlet sungguh luar biasa. Kami di Demokrat percaya, dukungan terhadap olahraga bukan hanya soal prestasi, tapi juga tentang membangun karakter bangsa,” ujarnya.
Pertandingan malam itu benar-benar memukau. Lavani Navy tampil dominan sejak awal. Mereka unggul 25–16 di set pertama, melanjutkan kemenangan 25–21 di set kedua, dan menutup laga dengan skor 25–23 di set ketiga. Kemenangan telak 3–0 itu memastikan langkah Lavani di babak final, disambut gemuruh penonton yang berdiri memberikan penghormatan.
Namun di luar skor dan statistik, ada sesuatu yang lebih hangat dari laga ini: semangat kebersamaan. Para tokoh politik, penonton, dan atlet melebur dalam satu energi yang sama—cinta terhadap olahraga dan semangat juang tanpa batas.
Di ujung laga, Gus Top dan Sam Tito berjabat tangan dengan sejumlah penonton dan atlet muda. “Mereka adalah masa depan olahraga kita,” kata Gus Top sambil menatap arena. “Dan malam ini, kita semua belajar bahwa sportivitas bisa menyatukan siapa saja—terlepas dari profesi, jabatan, atau warna politik.”
Malam pun berakhir dengan sorak kemenangan, namun juga dengan pesan kuat tentang makna dukungan: bahwa politik bisa bersahabat dengan olahraga, dan semangat juang di lapangan adalah cerminan dari semangat membangun bangsa. (*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan