Malang, yustitiamedia.com – Suasana berbeda tampak menyelimuti Balai Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Ratusan warga dari berbagai usia memadati area acara untuk mengikuti tradisi bersih desa, sebuah perayaan tahunan yang sarat makna spiritual sekaligus budaya. Tradisi ini menjadi ruang perjumpaan warga, hasil bumi, dan warisan leluhur dalam satu perhelatan penuh kekhidmatan. Selasa (8/7/2025).
Di tengah balai desa, puluhan tumpeng disusun rapi. Menariknya, bukan hanya tumpeng nasi yang disajikan, melainkan juga hasil kebun warga seperti sayur-mayur, umbi-umbian (pala pendem), serta jajanan pasar. Semua itu dikumpulkan secara swadaya sebagai bentuk syukur atas rezeki dan keselamatan yang dirasakan warga selama setahun terakhir.
Penutupan Meriah Malang Djadoel 2, Wali Kota Wahyu Hidayat: Wujud Nyata Pelestarian Budaya
Tak sekadar seremonial, prosesi jabutan tumpeng menjadi momen yang paling ditunggu. Warga berdesakan berebut isi tumpeng sebagai simbol berebut berkah. Setelahnya, seluruh peserta duduk bersama menikmati makanan secara gotong royong dalam suasana akrab dan kekeluargaan.
Tradisi ini tak hanya bicara soal adat, tetapi juga menjadi panggung bagi pelestarian seni. Sanggar seni desa turut menampilkan tarian tradisional yang memukau penonton, menambah kemeriahan dan memperkuat identitas budaya lokal. Tarian tersebut tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bentuk pewarisan nilai kepada generasi muda.
“Setiap tahun kami selalu ikut membawa hasil kebun. Bukan soal besar atau kecilnya, tapi ini wujud syukur dan kebersamaan,” ungkap Suwarti (54), salah satu warga yang aktif dalam acara ini.
Bersih desa di Pulungdowo telah menjadi magnet budaya yang menghidupkan kembali nilai-nilai gotong royong, spiritualitas, dan solidaritas sosial.
GANN Malang Raya Dampingi Korban Narkoba, Sam Tito: Jangan Anggap Remeh Bahaya Narkotika
Warga bergotong royong menyiapkan perlengkapan, memasak, hingga menata hasil bumi tanpa pamrih—sebuah potret hidup masyarakat desa yang sarat makna. Meski zaman terus berubah, tradisi ini tetap dijaga dengan sepenuh hati.
Di balik kesederhanaannya, tersimpan filosofi mendalam tentang hubungan manusia, alam, dan Sang Pencipta. Bersih desa bukan sekadar ritual, tapi cara masyarakat Pulungdowo menjaga jati diri dan menyemai kebersamaan. (Red)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan