Malang, yustitiamedia.c Penutupan Pasar Kangen Malang Djadoel 2 di Taman Krida Budaya, Minggu malam (7/7/2025), berlangsung semarak dan sarat nilai budaya. Wali Kota Malang Wahyu Hidayat hadir langsung dalam acara tersebut, didampingi jajaran Pemkot, Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, camat, muspika, serta sejumlah tokoh masyarakat dan komunitas.

Kegiatan yang telah digelar sejak 30 Juni hingga 6 Juli ini sukses menyedot ribuan pengunjung setiap harinya. Sebanyak 99 stan menghadirkan jajanan khas tempo dulu, kuliner legendaris, dan produk UMKM yang kini mulai langka, namun mampu membangkitkan nostalgia pengunjung dari berbagai kalangan.

Wali Kota Wahyu Hidayat menyampaikan apresiasi tinggi terhadap Forum Malang Jurnalis (MAJU) selaku penyelenggara acara. Ia menilai Malang Djadoel merupakan ruang kreatif pelestarian budaya yang dikemas kekinian, serta sangat relevan dengan peringatan Hari Jadi Kota Malang dan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jatim.

“Ini kegiatan luar biasa. Menyuguhkan nuansa masa lalu yang menyentuh, sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat. Saya sangat mengapresiasi langkah teman-teman jurnalis,” ujar Wahyu yang akrab disapa Pak Mbois.

Menurutnya, antusiasme pengunjung tidak hanya datang dari warga lokal, tetapi juga dari atlet, kontingen, dan tamu luar daerah yang tengah mengikuti Ponprov IX di Malang.

Ketua Forum MAJU, Galih Hery, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi antarjurnalis yang memiliki visi untuk memajukan Kota Malang dari sisi budaya, sejarah, dan ekonomi kerakyatan.

“Kami ingin membuktikan bahwa Malang mampu menggelar acara lintas sektor—budaya, seni, olahraga—dengan dampak positif bagi pelaku UMKM dan pelestarian kearifan lokal,” ujarnya.

Di sisi lain, apresiasi juga datang dari Ketua GANN (Gerakan Anti Narkotika Nasional) Malang Raya, Dwi Indrotito Cahyono, yang turut hadir dalam acara penutupan tersebut. Ia menilai Malang Djadoel sebagai ajang yang sehat dan edukatif, sangat positif bagi generasi muda.

“Acara seperti ini menjadi ruang ekspresi budaya yang mencerahkan, sekaligus menjauhkan generasi muda dari aktivitas negatif seperti penyalahgunaan narkoba. Semangat kebudayaan harus terus dijaga agar bisa menjadi tameng moral masyarakat,” ujar Dwi Indrotito.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan yang memperkuat budaya, karena budaya yang kuat adalah fondasi dari masyarakat yang sehat dan berdaya.

Penampilan tari Saratolintang dari UMM dan tari Sarangklong dari Pemuda Pancasila turut menyemarakkan malam puncak, menyambut kedatangan para pejabat dan undangan dalam nuansa budaya yang kental.

Acara ini juga dirangkaikan dengan peringatan Bulan Bung Karno, Hari Bhayangkara, serta pemberian penghargaan kepada para seniman dan tokoh budaya yang dinilai memiliki kontribusi penting dalam pelestarian seni dan tradisi lokal.

Wahyu Hidayat berharap, Malang Djadoel bisa menjadi agenda tahunan yang tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga memberi dampak nyata bagi pertumbuhan UMKM dan semangat kebers

amaan warga Malang. (*)