Malang, Yustitiamedia.com – Gerakan Anti Narkoba Nasional (GANN) Malang Raya turut ambil bagian dalam mendukung kampanye anti-narkoba melalui ajang Turnamen Usia 45 yang digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-165 Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Ketua GANN Malang Raya, Dwi Indrotito Cahyono, dalam sambutannya menegaskan bahwa turnamen ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga sarana efektif untuk menyampaikan pesan edukatif kepada masyarakat tentang pentingnya hidup sehat dan bebas narkoba.
“Turnamen seperti ini bukan hanya soal pertandingan. Ini juga panggung untuk membangun kesadaran bahwa narkoba adalah musuh bersama. Olahraga adalah cara elegan untuk melawan pengaruh buruk tersebut,” ujar Tito.
Turnamen yang berlangsung di Lapangan Gajah Putih Desa Ngroto ini mempertemukan tim-tim veteran usia 45 tahun ke atas dari berbagai daerah di Malang Raya, seperti Batu, Kediri, dan Poncokusumo. Sebanyak 17 tim ambil bagian, meskipun awalnya panitia merencanakan 24 tim. Beberapa peserta mengundurkan diri karena pertimbangan teknis dan kondisi anggota tim.
Umroh Gratis, Jalan Spiritual Warga Gampingan Menuju Baitullah
Ketua panitia, Hadi Teo, menjelaskan bahwa pertandingan menggunakan sistem gugur dengan durasi 2 x 40 menit. Turnamen dimulai sejak 23 Juni dan akan berakhir pada 14 Juli 2025, dengan pertandingan final digelar pada dua hari terakhir.
Kepala Desa Ngroto, Prayogi, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian besar perayaan HUT ke-165 Desa Ngroto yang mengusung tema “The Culture of Ngroto Kingdom: Merajut Harmoni Kebudayaan Ngroto.” Ia menyebut olahraga sebagai bagian dari kebudayaan yang dapat merekatkan masyarakat sekaligus membina generasi muda agar menjauhi bahaya narkoba.
“Ini bukan sekadar hiburan. Kami ingin membangun kesadaran, terutama kepada pemuda-pemudi, bahwa kebersamaan dan hidup sehat adalah pilihan terbaik untuk masa depan,” tegasnya.
Selain turnamen sepak bola, HUT Desa Ngroto juga diramaikan dengan kegiatan doa bersama, pengajian akbar, festival budaya, hingga tumpengan di situs punden desa. Semua acara tersebut diarahkan untuk membangun harmoni sosial dan memperkuat jati diri budaya desa.
Sam Tito Sandang Gelar Kanjeng Raden Arya, Diakui sebagai Penjaga Budaya oleh Keraton Surakarta
Turnamen sepakbola ini juga dirancang sebagai ajang tahunan dengan piala bergilir. Ini menjadi kali kedua Galimatas FC sebagai penyelenggara, setelah sebelumnya sukses mengadakan event serupa untuk penggalangan dana masjid.
“Kami ingin event ini berlanjut dan menjadi lebih besar ke depan. Ini menjadi tolok ukur penyelenggaraan profesional, khususnya bagi kelompok usia 45 tahun ke atas,” tutur Hadi.
Dengan antusiasme peserta dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk GANN, turnamen ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran kolektif untuk hidup sehat, bebas narkoba, dan semakin menguatkan nilai-nilai kebudayaan lokal. (*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan