Malang, yustitiamedia.com Suasana Minggu sore (14/9/2025) di kawasan Kajoetangan, Malang, terasa berbeda. Keramaian Pasar Legenda Stadsklok yang selama sepekan penuh memanjakan masyarakat dengan kuliner, seni tradisi, dan cerita budaya, akhirnya sampai pada penghujungnya. Namun penutupannya justru menghadirkan momen yang hangat sekaligus penuh makna.

Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, hadir langsung memimpin acara penutupan. Bagi beliau, hari itu menjadi istimewa karena bertepatan dengan ulang tahunnya.

Riuh ucapan selamat dari warga, panitia, dan para pelaku seni yang hadir membuat suasana penutupan terasa begitu akrab, seolah pesta rakyat sekaligus perayaan pribadi yang membaur dalam satu kebersamaan.

Tak hanya soal perayaan, momen penutupan juga menjadi ajang apresiasi bagi tokoh-tokoh sosial dan budaya di Malang. Salah satu yang menerima penghargaan adalah Dwi Indrotito Cahyono, S.H., M.M. Ia didaulat sebagai Tokoh Penggiat Anti Narkoba sekaligus Tokoh Pelopor Pariwisata Aman dan Bebas Narkoba.

Sam Tito saat menerima penghargaan dari Wakil Wali Kota Malang Ali Mutohirin (foto istimewa).

Dedikasinya memimpin DPC Generasi Anti Narkoba Nasional (GANN) Malang Raya selama ini diapresiasi sebagai bagian dari upaya nyata membangun masyarakat yang sehat dan berdaya.

Dalam sambutannya, Ali Muthohirin tampak tersenyum saat menyampaikan rasa syukurnya. “Pasar Legenda Stadsklok Kajoetangan bukan hanya ruang pelestarian budaya, tetapi juga wadah penghargaan bagi tokoh-tokoh yang telah berjuang di bidang sosial. Ulang tahun saya tahun ini menjadi semakin bermakna karena bisa dirayakan bersama masyarakat,” ungkapnya.

Selama tujuh hari, ribuan pengunjung telah merasakan suasana khas Pasar Legenda. Dari suguhan kuliner nusantara, pertunjukan seni tradisi, hingga diskusi kebudayaan yang membuka wawasan baru.

Sesi foto bersama para peserta (foto istimewa).

Semua rangkaian itu mempertegas Malang bukan hanya sebagai kota pendidikan, melainkan juga kota budaya yang kaya sejarah.

Kini pasar itu memang telah resmi ditutup, namun semangatnya seolah masih menggema. Kebersamaan yang lahir, rasa cinta pada budaya, serta penghargaan terhadap gerakan sosial menjadi pesan yang terus hidup di hati masyarakat.

Malang, melalui Pasar Legenda, kembali menunjukkan jati dirinya sebagai kota yang berkarakter, sehat, dan berdaya saing. (*)