Malang, yustitia.com – Tradisi tahunan Bersih Desa kembali digelar di Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Minggu (29/6/2025). Ribuan warga dari sepuluh RW memadati Balai Desa Argosuko untuk mengikuti prosesi arak-arakan tumpeng yang berasal dari tiga pedukuhan utama.
Acara yang berlangsung khidmat sekaligus meriah ini juga dihadiri oleh unsur Muspika Poncokusumo, tokoh masyarakat, serta para alim ulama setempat. Prosesi arak tumpeng menjadi simbol syukur dan pelestarian budaya Jawa, di mana setiap RW menyumbangkan setidaknya satu tumpeng lengkap berisi hasil bumi, jajanan tradisional, hingga simbol-simbol adat setempat.
Perjalanan Obor Porprov IX Jatim Sampai Di Kota Dingin, Pemkot Batu Sambut Dengan Antusias
Ketua Panitia Bersih Desa, Kusiyanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini mengusung tema pelestarian budaya Jawa sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi leluhur. “Melalui kegiatan ini, kami ingin mengekalkan nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, dan permohonan keselamatan bagi seluruh warga,” ujarnya.
Menurut Kusiyanto, setidaknya terdapat 10 tumpeng dari 10 RW yang turut serta dalam prosesi. “Selain arak-arakan tumpeng, rangkaian acara juga mencakup doa bersama, rebutan tumpeng (Jabutan) sebagai simbol keberkahan, serta pengajian akbar di malam harinya,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Argosuko, Juwandoko, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk revitalisasi tradisi yang sempat terhenti selama bertahun-tahun. “Kami ingin menghidupkan kembali semangat gotong royong dan rasa kekeluargaan. Antusiasme warga sangat tinggi. Bahkan sejak tahun 2024 sudah mulai kita persiapkan bersama,” jelasnya.
GANN Malang Raya Dampingi Korban Narkoba, Sam Tito: Jangan Anggap Remeh Bahaya Narkotika
Ia juga menuturkan bahwa selain tumpeng, partisipasi masyarakat dalam bentuk swadaya untuk mendukung kegiatan turut menunjukkan kekompakan dan solidaritas yang kuat. “Kegiatan ini mencakup banyak unsur, dari seni budaya, doa lintas usia, hingga penguatan identitas lokal. Harapan kami, melalui Bersih Desa ini, Argosuko menjadi desa yang lebih aman, rukun, dan diberkahi,” ungkap Juwandoko.
Warga Desa Argosuko pun menyambut kegiatan ini dengan antusias dan penuh suka cita. Tidak sedikit warga yang mengaku rindu akan nuansa kebersamaan yang hanya muncul saat pelaksanaan Bersih Desa.
Dengan semangat pelestarian budaya dan spiritualitas, tradisi Bersih Desa Argosuko menjadi cerminan kuatnya akar budaya Jawa yang masih mengakar di tengah dinamika zaman modern. (*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan