Yustitia Media – Malang : Ketua DPC Generasi Anti Narkotika Nasional (GANN) Malang Raya, Dwi Indrotito Cahyono, SH, MM—yang akrab disapa Sam TITO—turut hadir dalam kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) para peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri Dikreg ke-65 Gelombang I, T.A 2025 di wilayah hukum Polres Malang, Senin (2/6/2025).

Dalam kegiatan yang melibatkan para calon Kapolres ini, Sam TITO tidak sekadar hadir. Ia juga memberikan masukan strategis melalui pengisian kuesioner serta wawancara langsung dengan peserta Sespimmen, khususnya terkait urgensi peran aktif masyarakat dalam memerangi peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Malang Raya.

“Kegiatan kemarin itu sangat strategis, sebab langsung mempertemukan para calon pimpinan muda Kepolisian dengan kenyataan sosial di lapangan,” ujar Sam TITO kepada awak media.

Menurut pria berkarakter humanis yang khas dengan kumis tebalnya ini, sinergi antara kepolisian dan elemen masyarakat sipil seperti GANN akan memberikan perspektif lebih luas dan menyentuh realitas sosial yang sering luput dalam proses perumusan kebijakan.

“Kami dari DPC GANN Malang Raya sangat mengapresiasi proses kegiatan ini, karena peran sipil sangat penting dalam menyukseskan agenda Polri, khususnya dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba,” tambahnya.

Lebih jauh, Sam TITO menekankan pentingnya pendekatan yang tidak hanya represif. Ia berharap para peserta didik Sespimmen nantinya dapat menjalankan peran sebagai Kapolres dengan lebih mengedepankan pendekatan humanis dan edukatif, terutama dalam program pencegahan narkoba.

“Kami berharap para peserta didik Sespimmen ini, kelak ketika terjun melaksanakan jabatan Kapolres, tidak hanya fokus pada pendekatan represif namun juga harus mengedepankan sisi humanisme dalam pencegahan berbasis edukasi dan kemitraan bersama elemen masyarakat,” tegasnya.

Kegiatan KKP oleh peserta Sespimmen Polri ini bertujuan memperdalam pemahaman calon pimpinan kepolisian terhadap tantangan sosial nyata di tengah masyarakat.

Sebuah langkah konkret untuk menciptakan pemimpin Polri yang tidak hanya tegas, tetapi juga berempati dan berpihak pada upaya preventif berbasis komunitas.