yustitiamedia.com — Suasana tempo doeloe menyelimuti Taman Krida Budaya Kota Malang pada Senin malam (30/6), saat Ketua Gerakan Anti Narkotika Nasional (GANN) Malang Raya, Dwi Indrotito Cahyono, secara resmi membuka Festival Malang Djadoel 2.

Acara yang diinisiasi oleh kelompok jurnalis MA-JU ini kembali digelar dengan semangat melestarikan budaya dan sejarah Kota Malang yang kaya nilai lokal.

GANN Malang Raya Dampingi Korban Narkoba, Sam Tito: Jangan Anggap Remeh Bahaya Narkotika

Dalam sambutannya, Dwi Indrotito menyampaikan bahwa festival ini bukan sekadar ajang nostalgia, tetapi juga media edukasi generasi muda agar tak melupakan akar budaya mereka.

Sam Tito saat menikmati kuliner dalam festival malang Djadoel

“Melalui Festival Malang Djadoel ini, kami ingin masyarakat kembali merasakan atmosfer kehidupan zaman dulu, penuh nilai gotong royong, sopan santun, dan kearifan lokal,” ungkapnya.

Festival yang berlangsung selama beberapa hari ini menampilkan beragam atraksi, mulai dari bazar kuliner legendaris khas Malang, pertunjukan seni tradisional, hingga pameran barang antik dan permainan rakyat.

Bersih Desa Argosuko, Simbol Syukur dan Harapan Menuju Kemakmuran

Ratusan warga tampak memadati area taman, menikmati suasana malam pembukaan yang dibalut aroma rempah dan irama, hingga pemutaran bioskop layar tancap yang sering kita jumpai dulu.

Kegiatan ini juga melibatkan berbagai komunitas budaya, seniman lokal, pelaku UMKM, serta pelajar yang turut ambil bagian dalam parade busana tempo dulu dan lomba cerita rakyat.

Menurut Sam Tito sapaan akrab Ketua Gann Malang Raya sekaligus Presdir KHYI bahwa keterlibatan generasi muda sangat penting dalam pelestarian budaya. “Melawan narkoba tak hanya soal penegakan hukum, tapi juga soal membangun karakter bangsa melalui seni dan budaya,” tegasny

Stand kuliner khas jajanan tempo Doeloe

Sementara salah satu pengunjung dari Surabaya, Siska Ardhani (32), mengaku datang khusus ke tempat tersebut bahwa dirinya berkunjung ke sanak saudaranya yang tak jauh dari dilaksanakannya pagelaran tersebut. Ia mengaku terkesan dengan suasana yang ditawarkan.

“Acaranya keren banget. Nuansa djadulnya terasa sekali, dari musik sampai jajanan lawasnya. Saya serasa balik ke masa kecil,” ujarnya antusias.

Festival Malang Djadoel 2 ini diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang tidak hanya menghibur, tapi juga menyatukan berbagai lapisan masyarakat dalam semangat cinta budaya dan nasionalisme. (Red)